Cerita Dewasa Ditipu Oleh Dokter - Seorang wanita lulusan dari akademi perawat/bidan dengan polosnya ia mau menyerahkan keperawanannya itu kepada seorang dokter praktek. Dokter itu menggasak perawan Delia dengan satu alasan untuk mengetes kesehatan sebelum Delia kerja di kliniknya itu.
Nama saya Delia usia saya 23 tahun , saya baru saja wisuda. Saya terlahir sebagai perempuan yang polos tak ingin berneko-neko. Orangtua saya bekerja di kantor swasta, saya anak kedua dari empat bersaudara. Kakak saya sudah sukses, sedangkan adik-adik saya masih duduk di bangku Sekolahan.
Setelah wisuda saya berfikir semua akan jadi lebih baik lagi tak di pusingkan dengan tugas kuliah. Namun di luar ternyata persaingan semakin ketat saja di dalam mencari pekerjaan. Saya sudah melamar di berbagai instansi namun selalu aja tak di terima. Orangtua saya menyarankan saya agar berkuliah lagi namun saya tak mau.
Saya sudah cukup berfikir sangat keras selama masa kuliah dulu. Rasanya sudah cukup untuk berpikir, inginnya punya uang banyak dari jerih payah sendiri. Saya selalu mencoba untuk berusaha dan juga selalu berdoa supaya selalu diberkan jalan yang lempang aja. Namun jika belum rejeki apa boleh di buat, padahal IP saya lumaya tinggi dan sudah memenuhi syarat. Pada saat test tertentu saya selalu kalah.
Teman-teman saya banyak sekali yang menjadi asisten dokter. Apa saya harus coba itu aja ya, mereka itu cantik dan cara bicaranya itu dapat meyakinkan pasien. Saya harus lebih banyak belajar lagi, kalau kata teman saya sih, saya itu lugu. Banyak yang bilang saya harus merubah penampilan saya agar lebih menarik lagi.
Namun sama saja kalau gaya bicara saya itu sangat deso. Saya sangat pusing mencari kerjaan kesana kemari selalu saja di tolak. Selama setahun saya menganggur membantu kakak saya di kantornya sambil menunggu lamaran yang saya masukkan di beberapa instansi diterima. Akhirnya ada salah satu dari teman saya yang menghubungi saya.
Cerita Dewasa Ditipu Oleh Dokter
Teman: “haayy... Deli apa kabarnya?”
Saya: “ini dengan siapa ya?”
Teman: “ihh kamu itu sudah lupa ya sama saya, saya Juli lo teman kuliah kamu dulu lo”
Saya: “ohhhh iya Juli, HP Delia hilang semua kontak nya jadi Delia tak bisa menghubungi siapapun lagi...”
Teman: “kamu bekerja dimana ni?, eeeh sekarang saya didesa lo jadi asisten dokter ramai sekali pasiennya tapi saya mau keluar ni karena harus ikut orang tua saya pindah ke Bandung.”
Saya: “disini sangat susah cari pekerjaannya, kamu itu malah ingin keluar. Huuu.....”
Teman: “waaah kebetulan sekali kamu ingin kerja ya Delia? Kamu kirim saja lamaran kamu itu nanti pasti diterima deh kan harus gantiin posisi saya gimana?”
Saya: “waaahhh.... boleh juga ni. kirimi dong alamatnya.”
Teman: “ya nanti saya kirim kan ya, segera masukkan aja lamarannya. Ya sudah da..dah..”
Saya sangat senang sekali yang pasti ada sedikit harapan untuk bekerja sesuai dengan bidang saya. Saya segera melengkapi lamaran saya dan syarat-syaratnya, nggak apalah tinggal di desa terpencil banyak pengalaman yang pastinya. Saya benar-benar sudah tak sabar ingin cepat-cepat kerja. Saya langsung saja mengirimkan lamaran saya melalui via Pos, sekitar 2 hari lamaran tersebut sudah sampai tujuan. Juli langsung mengabari saya jika surat lamaran itu sampai dengan selamat.
Kesempatan memang tak akan datang untuk ke dua kalinya, sekali ada saya harus siap. Saya menunggu kabar dari Juli sekitar 1 minggu lebih bagi saya itu adalah penantian yang sangat lama. Saya setiap hari menelfon Juli, katanya sih ada beberapa yang melamar yang masuk juga. Tapi Juli mengajukan saya karena saya temannya. Di klinik tersebut ada 3 asisten dokter katanya Juli, sift pagi, siang dan malam.
Cerita Dewasa Ditipu Oleh Dokter Adit
Dokter di klinik itu hanya satu saja, jadi ramai kali pasiennya. Saya makin bersemangat hari itu, 3 minggu sudah berlalu. Saya terbangun di pagi hari karena Juli menelfon saya, ia bilang saya harus segera kesana untuk interview dengan dokternya langsung di hari libur itu. Kalau hari biasa dokter itu tak bisa interview karena ramai pasien.
Orang tua saya selalu mendukung saya walaupun saya lugu namun saya pribadi yang mandiri. Kemana saja saya selalu sendiri orang tua saya tak pernah mengantarkan saya. Saya naik kereta pukul 8 malam sampai di tujuan pukul 4 pagi. Saya dijemput Juli di stasiun. Saya diajaknya ke klinik. Juli ngekost di dekat klinik. Jadi kalau ada apa-apa dekat gitu, kelak saya juga menempati kost Juli itu.
Sesampainya di tempat Juli ngekost, saya langsung saja tanya-tanya apa saja yang akan di tanyakan nantinya. Ia mengajari saya bagaimana cara menjawab dan juga memberi tahu apa saja yang harus di persiapkan. Waktu pun semakin cepat saja, tepat pukul 8 pagi di mulai lah. Ada 4 orang yang di interview, dan saya dapat nomer yang terakhir. Ya saya harus bersabar lagi, memang semuanya itu harus butuh proses.
Saya memakai celana panjang dan juga kemeja, saya juga di pakai make up oleh Juli terlihat cantik kali. Sempat saya selfie dulu, iiih ternyata saya cantik juga kalau pakai make up. Saya memang harus merubah penampilan lugu saya,
Saya: “eeeeh lama kali..... sudah grogi ni” kata saya
Teman: “sudah biasa aja lah, yang pasti kamu itu bisa di terima deh soalnya saya sudah bilang sama Pak Adit kalau kamu itu teman saya”
“aaaaahh masa sih makasih kali ya Juli” jawab saya dengan lugunya.
Akhirnya saya masuk ke ruangan tepat pada pukul 1 siang, Juli tak menemani saya karena ia harus ke kota untuk mengambil obat di dalam gudang.
Ditipu Oleh Dokter Adit
Saya berada di klinik tersebut sendirian sementara itu yang lain udah pada pulang. Kebetulan kali saya bisa dapat fokus dengan pertanyaan karena suasana sudah hening,
Dokter: “silahkan masuk ya mbak”
Saya : “iya pak makasih banyak”
Pas dah masuk pak Adit dokter muda yang umurnya baru sekitar 35, Doktor itu menatap saya dengan sangat tajam. Saya sangat takut apa ada yang salah dengan penampilan saya. Saya terus measa tak PeDe ketika di pandang. Saya duduk berhadapn dengannya, matanya itu sangat tajam memandang saya. Saya menunundukkan kepala saya terus. Saya merasa ada yang aneh dari saya, sekitar 10 menit doktor itu terdiam hanya memandangi saya.
Dokter: “eemmm.... maaf ya mbak saya terpesona dengan kecantikan kamu itu”
Tanpa berkata-kata wajah saya langsung memerah dan saya malu saat itu. Pak Adit banyak sekali memberikan pertanyaan, tapi pertanyaan yang dilontarkannya tak ada yang sama dengan apa yang Juli katakan pada saya semalam. Kenapa aneh sekali ya, pertanyaan itu diantaranya umur saya, udah menikah atau belum, udah pernah menstruasi atau belum, jika menstruasi rutin atau tidak. Menurut saya itu adalah pertanyaan pribadi.
Tapi saya menjawabnya semua pertanyaannya dengan lugunya. Mungkin doktor ini ingin tau pribadi saya karena bekerja disini kan setiap harinya bertemu dan bertempat tinggal disini juga. Dengan bodohnya saya terus menjawab. Pak Adit tiba-tiba saja jalan dan mengunci pintu kerjanya.
Dokter: “Delia jika ingin bekerja disini kamu itu harus di cek dulu keperawanan kamu, ada cacat di tubuh kamu atau tidak. Kemudian ada suatu penyakit yang diderita atau tidak, soalnya kalau dengan keadaan sakit sih biasanya nggak saya terima untuk bekerja. Kerjaan disini cukup banyak, setiap harinya pasien saya berdatangan dan kamu itu harus menulis semua laporan harus tepat pada waktunya, bagaimana kamu setuju”
Saya: “Maksudnya bagaimana ya dok, saya kurang jelas. Menurut saja, apa yang dikatakan oleh bapak yang penting saya bisa kerja disini”
Dokter: “baguss kali, kamu itu memang sangat berminat untuk bekerja disini ya”
Saya; “iya dok”
Menggunakan Kepolosan Saya Dokter Berhasil Menipuku
Dokter: “sekarang Delia berbaring diatas kasur ya, saya ingin melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki”
Saya hanya menurutinya saja dan saya berbaring, pak Adit terus mendekati saya. Ia melakukan pemeriksaan awalnya dari ujung rambut sampai turun kebawah.
Dokter: “Delia tolong dilepaskan semua baju yang menutupi tubuh kamu ini, biar saya mudah dalam melakukan pemeriksaannya”
Saya: “saya harus melepaskan semuanya ya dok”
Doktor: “iya, pakai CD dan BH aja”
Dengan slownya dan bodohnya masih aja menuruti semua perkataan dokter. Saya melepas semuanya. Terlihat lah lekuk tubuh saya dan payudara saya yang besar tertutup BH. Mulusnya tubuh saya dilihat oleh pak Adit, ia mulai memeriksa detak jantung saya dengan stetoskopnya. Stetoskop di tekan didada saya lanjut di payudara saya.
“aaaaaaaaaahhh geli pak”
Turun lagi ke bawah hingga sampai ke perut saya, ia terus mengelus-elus dengan cara perlahan. Yang ada saya makin merasa sangat geli saat itu. Vagina saya yang masih tertutup CD di buka oleh dokter. Saya masih diam aja, pak Adit terus mengelus-elus vagina saya dengan pelan. Dari atas sampai kebawah, selakangan saya dibelai-belainya hingga tubuh saya bergerak-gerak,
“aaaaaaaaaaaahhhh pak.......... aaaaaaaahhh”
Dokter: “tahaaan ya Delia..... ini ntuk mengetahui apakah Delia masih bisa merasakan kenikmatan setiap saya belai-belai, jika Delia masih bisa merasakan kenikmatan, berarti syarat-syaraf sensitifnya Delia masih normal”
Saya: “berarti kalau saya masih bisa merasakan geli dan juga nikmat, itu tandanya masih normal ya pak?”
Dokter: “iya mbak…”
Setelah dokter itu meraba-raba vagina saya, kembali lagi pak Adit masih terus membelai dari atas hingga turun ke bawah secara terus menerus. BH saya pun di lepasnya, payudara saya yang montok itu diraba-rabanya. Pentil susuku saya diputar-putarnya dengan jarinya,
“aaaaaaaahhh..... geli... pak......”
Saya melihat pak Adit memegang penisnya yang makin tegak berdiri itu. Ia genggam sangat erat sambil tangan kanannya meremas-remas dan juga memutar-mutar pentil susu saya.
Kepolosan Saya Membuat Perawan Saya Lenyap
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh............”
Saya melihat pak Adit segara melepaskan bajunya, ia telanjang. Saya tak tahu apa maksudnya itu, saya langsung ketakutan jangan-jangan saya mau diperkosa.
Dokter: “Saya akan melihat apakah kamu itu masih perawan atau tidak, hal itu diuji dengan kejantanan saya. Jika terbukti kamu masih perawan, kamu akan saya terima menjadi asisten saya.”
Saya: “ooooohhh begitu ya pak”
Dokter: “iya, kamu harus menuruti semua permintaan saya, kamu akan merasakan satu kenikmatan”
Saya terus saja menuruti permintaannya pak Adit, yang berada diatas saya. Kami udah sama-sama telanjang, Pak Adit mencium bibir saya dengan perlahan-lahan ia terus menciumi saya. Tubuh saya berperlukan dengan pak Adit. Payudara saya bergesekan dengan tubuhnya, enak kali. Ia menciumi saya dengan sangat lembut, saya membalas ciumannya itu.
Setelah itu ia meraba-raba payudara saya dan langsung mengulum pentil susu saya. Kedua pentil susu saya di ciuminya saya tak tahan.
“aaaahhhh..... aaaaahhhhh”
Ia menciumi payudara saya terus pentil saya ditariknya dengan bibirnya itu dengan lembut. Begitu nikmat, secara bergantian pentil kanan dan juga kiri saya di emutnya. Tangannya juga meremas-remas payudara saya, saya mkain tak kuasa menahan kenikmatan yang di berikan oleh pak Adit. Saya hanya pasrah saja dan menuruti semua permintaannya itu.
“oooooooooooooooooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhh”
Wajah pak Adit merah , penis pak Adit bergesekan dengan vagina saya. Saya tak tahan di buat pak Adit, saya terus dibuatnya melayang. Ia menciumi seluruh tubuh saya sampai ke vagina saya. Selakangan saya dijilati dengan lidah panjangnya itu,
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
Vagina saya dijilati dengan lidahnya terasa begitu nikmat. Lubang vagina saya di jilati terus hingga saya mengeluarkan cairan kenikmatan. Lalu ujung penisnya digesek-gesekkan ke lubang vagina saya. Karena di dalam licin, teras nikmat. Saya terus mendesah merasakan kenikmatan itu.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhh.................”
Di Penis Dokter Adit PW saya hilang
Kemudian pak Adit mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina saya. Kepala penisnya udah masuk ke dalam vagina saya, saya merasa kesakitan.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuww sakit........ aaaaaaaaaaaaahhh...”
“nanti kalau udah masuk semua pasti sangat nikmat”
Ia mengalihkan kesakitan saya dengan meremas-remas payudara saya dan mengulum pentil susu saya. Rasa sakit bercampur dengan kenikmat jadi satu. Tubuh saya terus dibuatnya bergetar dan saya hanya bisa mendesah saja.
“aaaaaaaaaaaaahhhhh.......aaaaaaaaaakkhh.......aaahhh....”
Selaput perawan saya pecah dan mengeluarkan darah yang cukup banyak, pak Adit mengelap darah tersebut. lalu ia memasukkan kembali penisnya itu. Saya melihat gerakannya maju dan mundur, penisnya masuk kembali ke dalam lubang vagina saya. Tekanan tersebut sangat lah keras penisnya seperti menusuk-nusuk,
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh...........aaaaaaahhhh”
Penis tersebut tertancap di dalam vagina saya, ia terus menggoyangkan penisnya itu. Penisnya itu terasa mengoncang vagina saya. Tekanan makin keras saja saat itu, tubuh saya terus menglinjang-nglinjang merasakan kenikmatan,
“aaaaaaaaaaaaaaaahhh.....ooohhhh... pakk...”
Hanya desahan itu yang bisa saya katakan. Saya tak sadar mengangkat bokong saya, saya merasakan penisnya semakin terasa menancap saja di vagina saya. Gerakan tersebut makin cepat saja maju dan mundur mulutnya mengulum pentil susu saya.
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh.....aaaaaahhhh..........oooooohhh”
Ia makin membuat saya merangsang siang itu, keringat saya keluar apa lagi dengan pak Adit keringatnya sudah jatuh membasahi tubuh saya. Cepat dan juga keras tekanan tersebut yang membuat saya semakin lemas tak berdaya.
“oooooooohh............. ooooaaaaahhhh...........”
Nggak lama kemudian pak Adit melepaskan penisnya dari vagina saya. Dan mengeluarkan cairan yang ia semprotkan di tubuh saya,
“croooooooooooooooooooooot.....croooooot....croooooooot...........”
4 Bulan Lamanya Baru Saya Sadari Kalau Saya Sudah Tertipu
Cairan tersebut sangat banyak dan juga kental membasahi tubuh saya. Tampak wajah Pak Adit sudah lega,
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh........” kata pak Adit.
Setelah itu saya membersihkan tubuh saya dan memakai pakaian saya kembali. Saya sudah rapi dan saya duduk berhadapan dengan pak Adit. Ia langsung berkata kalau saya diterima sebagai asistennya,
“Delia udah terbukti keperawanannya, jadi saya terima sebagai asisten saya ya, besok udah bisa mulai bekerja ya”
“terimakasih pak saya sungguh senang sekali” kata saya dengan lugunya.
Lihat Juga :
Saya langsung keluar dari ruangan tersebut dan segera menuju tempat kost Juli. Tampak Juli sudah tidur dengan pulas, saya membangunkannya dan saya bilang kalau saya sudah diterima sebagai asistennya Pak Adit. Saya tak banyak cerita apa-apa lagi, yang dilakukan oleh pak menurut saya ia hanya melakukan pemeriksaan pada tubuh saya saja. Jadi tak perlu saya ceritakan ke Juli.
Pada keesokan harinya, saya udah mulai bekerja sebagai asisten pak Adit. Tapi setiap bekerja, ia selalu saja meminta saya untuk melayaninya hingga saya sadar bahwa ia hanya memanfaatkan kepolosa saya saja. Saya baru menyadarinya ketika udah 4 bulan berada disana.
EmoticonEmoticon