Kisah Birahi 77 - Cerita Dewasa Gairah Istri Simpanan - Nama saya Yogi, umur 31 tahun, dan saya ingin berbagi kenangan indah saya. Ketika itu saya masih bekerja di salah satu KAP terkenal di kota Jakarta. Saya bertugas melaksakan audit pada perusahaan yang bergerak di dalam pengeboran minyak dan juga kayu yang memiliki field di pulau Kalimantan. Dan saya juga suka berselancara di dunia sex dan juga suka nonton online video bokep.
Ketika itu hari ke 12 saya melakukan audit pekerjaan, karena weekend saya ikut sama karyawan yang sedang tidak bekerja untuk sama-sama ke kota B di pulau Kalimantan. Saat perjalanan menuju ke kota B dengan heli milik perusahaan, saya berkenalan dengan seorang Expatriate yang memiliki rumah di kota B itu. Singkat ceritanya ia menawarkan rumahnya yang memiliki paviliun untuk saya tempati selama saya berada di kota itu dan tentu saja saya setuju.
Setibanya kami di rumahnya, Expatriate tersebut memperkenalkan istrinya dan juga kedua anaknya kepada saya, dan memberitahukan kalau saya akan menempati paviliun depan selama weekend. Teh cici, begitu saya kalau memanggilnya dan ia memanggil saya dengan sebutan Bapak karena suaminya yang Expatriate tersebut mengatakan hubungan pekerjaan saya dengan perusahaan tempatnya bekerja.
Kira-kira sejam saya berendam, setengah tertidur di dalam kamar mandi ketika samar-samar saya dengar ketukan di pintu kamar mandi saya. Setengah sadar saya langsung melompat dan langsung membuka pintu kamar mandi saya. Saya begitu terkejut karena Teh cici telah ada di depanku. Teh cici juga tidak kalah terkejutnya, saat melihat saya dalam keadaan tanpa busana. Sambil berucap yang tidak jelas, “Aaah.... eeeh..” saya langsung berbalik ke dalam dan mengambil handuk saya dan langsung membungkus tubuh saya dan kembali keluar menemui Teh Cici. Di luar, Teh Cici juga masih gugup dan juga kaku berbicara dengan saya, “Eeeh.... aa..anu Pak, e.. Mr. steven sudah kembali lagi ke fieldnya, katanya sih ada kebocoran pipa di pengeboran dan hari senin pagi ini Bapak akan dijemput oleh orang proyek di sini.” lanjutnya. “Ooh..” jawab saya dengan pendek.
Kisah Cerita Dewasa Gairah Istri Simpanan
Lalu saya langsung berjalan ke depan, untuk memakai baju di dalam kamar saya, Teh Cici menunjukkan dimana saya bisa menyusun dan juga menyimpan pakaian saya dengan menyodorkan kantong, “Pakaian kotornya taruh di sini saja ya Pak, biar nanti dicuci pembantu saya,” katanya. Waktu saya membungkuk untuk membuka tas saya dan akan menyusunnya ke dalam lemari saya, tiba-tiba terlepaslah handuk yang dililit di pinggang, saya langsung terkejut, dan wajah saya langsung merah, karena malu. Ternyata Teh Cici, tidak terkejut, Teh Cici hanya memandang saya sambil tersenyum nakal, lalu kata Teh Cici, “Sudah berapa lama di dalam hutan?”
Sambil saya membetulkan handuk, saya menjawab sekenanya saja, “Sekitar dua minggu Teh.”
“Waaah, lumayan lama juga dong..... pasti sudah lama tidak diasah, ya kan Pak?”
Saya hanya bisa meringis, mengiyakan saja. Melihat Teh Cici tidak terkejut dan malah berkomentar, timbul lah niat iseng di kepala saya. Sambil kembali melepaskan handuk lilitan di pinggang, saya pun balik bertanya, “Teh Cici juga sudah lama dong, tidak dibor?”
Siaaal, ternyata Teh Cici langsung keluar kamar saya, saya tidak begitu peduli pada awalnya, tapi saya pikir mungkin telah melukai hati wanita, buru-buru saya mengenakan CD saya dan mencari-cari jeans di dalam tas saya untuk saya pakai dan mengejar Teh Cici, untuk meminta maaf.
Samar-samar saya dengar pintu di tutup dan, “Kliiik..” suara anak kunci diputar, kemudian Teh Cici sudah ada di belakang saya sambil berusaha menarik turun jeans yang saya pakai.
“Tidak usah dipakai lagi deh Pak,” sambil memeluk ku dari belakang, tangannya langsung meraba-raba dada saya yang berbulu halus, tentu saja dadanya ikut menempel pada punggung saya dan terasa begitu hangat kedua payudaranya itu.
“Kalo saya sudah lama tidak dibor, mau nggak kalau Bapak melakukan pengeboran di sumur saya?” Teh Cici seperti merajuk mengemukakan pertanyaan tersebut.
Cerita Dewasa Gairah Istri Simpanan Saat Di Luar Kota
Dengan seketika saya langsung berbalik dan memeluk Teh Cici dengan erat-erat. “Teh Cici, tidak mungkin ada lelaki yang bisa nolak kalo diajak oleh Teteh yang cantik seperti ini.... meskipun sudah mempunyai anak dua, pinggulnya masih berisi, dada membusung dan kemulusan Tet Cici”
Mendapatkan satu angin dari saya, Teh Cici berusaha membalas pelukan saya, sembari satu tangannya diturunkan untuk membuka CD saya. Merasakan isyarat tubuh Teh Cici yang bergetar dan juga hangat, saya segera melakukan rabaan kepadanya, elusan di punggung yang terbungkus T-Shirt, yang dikenakan oleh Teh Cici.
Saya ciumi telinganya dan juga tengkuk Teh Cici, saya dapat merasakan Teh Cici menghentakkan kepalanya ke belakang, merasa fly dan juga kegelian. Saya masukkan sebelah tangan saya untuk melepas pengait BH yang dipakai oleh Teh Cici, dan juga menariknya dari tempatnya.
Tangan saya terus bergerilya meraba-raba ke arah ke dua Payudara milik Teh Cici, memutarnya dan juga menyentuhnya dengan sangat hati-hati, melakukan putaran telunjuk di sekitar bawah pentil berganti-gantian, dan saya rasakan Teh Cici makin menggelinjang dan juga serasa tidak kuat menahan berat badannya sendiri.
Sambil membimbing Teh Cici duduk di tempat tidur, saya terus menciumi telinganya dan kuduk Teh Cici, saya tarik T-Shirt yang dipakai Teh Cici ke atas, terlihatlah pemandangan yang begitu indah di depan saya, dua delima yang tergantung indah, tanpa bisa menyembunyikan kekagumanku, “Teh Cici.... bener-bener sangat sempurna.
”Saya kembali menciumi telinganya dan juga kuduknya kemudian ke dagunya, dan saya lumat bibirnya, saya memainkan lidah saya di dalam rongga mulut Teh Cici, tangan saya juga bekerja untuk mengerjai kedua payudaranya. Teh Cici semakin klimaks dan saya tidak memberi kesempatan lagi, langsung saya tarik jelananya, saya turun CDnya, maka terlihatlah pemandangan yang begitu luar biasa, belahan begitu luar biasa yang tertutup bulu lebat, semakin ke tengah dan semakin mendekati sentral semakin menipis seolah-olah seperti diatur.
Istri Simpanan Saat Di Luar Kota
Saya menciumi gundukan tebal itu, dan saya gunakan jari telunjuk dan tengah saya untuk menguak gundukan itu, kemudian menjilatinya dengan cara perlahan-lahan sambil menyedot dan juga menggigit pelan. Teh Cici tidak tahan mengeluarkan erangan, “Aaaaah..... aaahh..” sambil menekan kepalaku dari atas. “Terusin Pak, terussss..... seedoooott..” Saya naikkan kaki Teh Cici ke tempat tidur, dan memutar tubuh saya di atas tubuh Teh Cici dan melakukan oral dengan gaya 69, merem-melek saya rasakan. “Aaaaahh.. aaaasshh..” suara saya bersaut-sautan dengan desahan Teh Cici.
Hampir 10 sampai 20 menit kami melakukan oral seks, di kemaluan Teh Cici sudah banjir dengan ludah saya dan bercampur dengan spermanya. Kemudian saya bersihkan dengan menyedotnya dengan lahap, dan setelah itu langsung saya ajak Teh Cici berdiri di dekat kursi, saya angkat kaki kanan Teh Cici dan mendudukkannya di atas meja.
Kemudian saya arahkan penis saya yang sudah tegang, terpeleset karena licinnya dan banyaknya cairan yang keluar dari dalam vaginanya, dengan sigap Teh Cici menangkap dan juga membimbing penis saya masuk ke dalam vaginanya, ketika kudorong, “Aaaaaaaaaahh.... aaaaaaaaaaaaaah..... tolong gerakin doong, aduuuuuh..... enak kali Pakk..... gila..... kok punya Bapak bisa lebih besar dari pada punya suami kontrak saya..... aaaaahh..... sssshh..” Saya tarik, lalu saya dorong dengan perlahan-lahan terus dengan lembut.
Ternyata dengan cara ini Teh Cici justru tidak bisa mempertahankan spermanya untuk mengalir. Kukunya mencengkram pundak saya, lalu mulutnya menggigit bahu saya.
“Aaaaaaaahh....... aaaassshh...... aduuuuuhhh..... nggaak tahan nih aku..... keluar..... aaaagghh..” saya tetap dengan sabar mendorongnya, menarik dan juga memasukkan penis saya, memutar sambil mendorong dengan pelan-pelan kembali membangkitkan libidonya Teh Cici. Perlahan tapi pasti saya lakukan, kedua bukit kembarnya semakin menegang lagi, saya meraba kedua payudaranya, saya hisap dengan perlahan, saya gigit tahan pentilnya dan Teh Cici benar-benar seperti terombang-ambing di atas meja itu. Meja rias yang menopang tubuh Teh Cici ikut bergoyang-goyang mengikuti irama yang kami buat, tetapi teh Cici semakin liar saja dan nggak mampu menahan gejolak hasrat seksnya itu.
Istri Simpanan Yang Begitu Luar Biasa
Kurang lebih sampai 15 sampai 25 menit saya memasukkan, mendorong, menarik, dan juga memutar Kont*l saya di dalam vaginanya Teh Cici, mencoba membongkar isinya dengan cara perlahan, tapi gejolak Teh Cici ternyata semakin tidak terbendung lagi, “Aaaaaaaaahh......... aaaassshh........ aku........... kelluaarr lagi niiiihh.... aaaahh.... kamu pintar sekali ngerjain aku...... aaaaduuuuuuuuhh.....” dengan berakhir lenguhannya, saya rasakan Kont*l saya seakan tersedot dan juga hangat tersiram spermanya.
Saya juga sudah merasa sangat letih dengan berdiri terus mengerjai kemaluannya Teh Cici, tubuh saya dan Teh Cici sudah keringatan, padahal gerakan yang saya lakukan sudah sangat pelan-pelan.
Saya mencabut Kont*l saya dari Mem*knya Teh Cici. “Tehh, kita pindah di bed aja yuk....” sambil saya bopong tubuhnya yang sintal itu dan juga mulus, saya baringkan ia di tempat tidur nomor 1 yang ada di dalam kamar itu, kemudian saya balikkan badan saya, tubuhnya dan juga posisi menungging, kemaluan dan juga sebagian klitorisnya mendongak seolah menantang saya. “Ayooooo hantam aku.....” saya tunggangi Teh Cici, seperti seorang Joki, lalu saya masukkan Kont*l saya dengan tidak merubah iramanya, dengan cara santai tetapi tetap menghujam sampai ke dasarnya.
Saya meraba payudaranya yang bergoyang-goyang karena dorongan yang saya lakukan dari belakang. “Teruuuuuussssshh...... ssssshh.. aaaaaaaaaahh....... ssssshh..” gremang Teh Cici benar-benar membuatku semakin asyik menggoyang pantatnya itu, menghujam ke vaginanya yang sudah benar-benar banjir dengan lendir. “Aaaaahh..... ssssshh.........” saya juga merasakan Kont*lku berdenyut. “Aaaaaaahh....... aaaaagghh..” Teh Cici memutar-mutar pantatnya sehingga saya benar-benar merasakan kenikmat yang begitu luar biasa. Sedotan dari vaginanya begitu melambungkan perasaan saya.
Gairah Teh Cici Istri Simpananku
“Aaaaaahh...... ssssshh...... aaaahh..” saya tidak lagi menyebut Teteh seperti sebelumnya. “ aasssshh..... gilaaaa...... aaaaaahh.. hebat beneerhh.. aaaaaahh..... aaghh..... aaaasshh.... aaaahh..” sampai pada akhirnya saya tidak kuat menahannya dan Teh Cici juga sudah tidak tahan ingin mengeluarkan spermanya yang keenam kalinya itu. Kali ini ia tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk menahannya lagi, dan saya langsung menarik pantatnya ke depan.
“Sllooooobb.....” saya sangat terkejut, sudah di ujung kok malah ditarik. “kenapa.....” tanpa menjawab ia mendorongku hingga aku jatuh terlentang dan juga langsung mengangkangi dan memasukkan penisku yang berdiri kokoh itu dan agak nyeri karena hampir 3 jam tegang yang sengaja kutahan tidak menggelepar. Teh Cici mulai memasukkan dan juga menggoyang pantatnya naik..... dan turuun..... naik..... turun sambil memutar-mutarnya.
“Aaaaaaahh..... gilaaaa..... Ci.... akuu pingin keluar..... aaahh..”
“Tahan sedikit lagi..... aku juga sudah mau keluar kok..... tahan yaaah..... aaaahh..” pada akhirnya Teh Cici ternyata sudah keluar juga, hal itu pun dapat saya rasakan dari kehangatan yang menjalar melalui Kont*l dan terus mengalir ke paha saya. Saya bangun dan gantian mendorong tubuhnya sehingga ia telentang.
“Kenapa.... sudah dikeluarin kan.....” Ternyata ia masih mengeluarkan spermanya, hampir 1 menit berselang kurasakan Teh Cici masih mengaluarkan spermanya, dan kuterjang habis-habisan dengan irama dengan lebih cepat sedikit. Kuputar pentilnya, diciuminya pentilku. “Cuuupp....... slluuuuupp.....” dan, “Ayoooo....... aaaaahh.. aaagghhhh.....” ia mengikuti irama dengan tekananku sambil kurasakan empot ayamnya bekerja kembali dan pada akhirnya kami tidak tahan lagi, lagi-lagi teh Cici menyemburkan spermanya dan langsung kukeluarkan di dalam Mem*knya.
Kulihat Teh Cici benar-benar menerima dengan sangat nikmat, muncratan spermaku di dalam Mem*knya sampai hampir sepuluh kali muncraaat dan setiap muncratan ia sambut dengan dorongan pantatnya ke arahku, sampai pada akhirnya saya terkulai lemas di atasnya. Saya kecup dahinya Teh Cici, “Terimakasih ya..... kamu benar-benar mengagumkan.... sungguh, belum pernah pengalaman seperti ini yang aku alami..” Jawabnya, “Kamu juga benar-benar luar biasa kok, suamiku bule tapi tidak sehebat kamu orang melayu.” Saya ciumi bibirnya dengan lembutnya, dagunya dan matanya kami tertidur dengan lelapnya. Terbangun hampir subuh dan Teh Cici mulai menggesek-gesekkan tangannya di kemaluanku dan saya begitu terangsangnya lalu kami bercinta lagi sampai jam 7:00 pagi.
Akhir Kisah Birahi Istri Simpanan
Hari Minggu ini benar-benar kami isi di atas ranjang, istirahat sebentar ya, kita bercinta lagi, makan dan juga minum shake dan bercinta kembali sampai pagi harinya. Waktu itu menunggu jemputan mobil dari proyek, kami masih lakukan bercinta di kamar mandi, walaupun hanya singkat dan mencuri-curi, itu benar-benar membuatku excited dan juga menggoreskan kenangan yang sangat mendalam di dua hari itu. Terima kasih atas segalanya ya Teh Cici.
Demikian kisah ku sama bini simpanan ku. Semoga artikel bisa membuat kalian sange yaa. Jika belum puas bosa nonton Film Asia Bokep
Demikian kisah ku sama bini simpanan ku. Semoga artikel bisa membuat kalian sange yaa. Jika belum puas bosa nonton Film Asia Bokep
EmoticonEmoticon