Kisah Birahi 77 || Ngentot Dengan Teman Chattingku - Sebelumnya, aku perkenalkan diriku terlebih dulu. Namaku Fitri. Aku lahir dan juga dibesarkan didaerah kota Bandung. Usiaku saat ini 33 tahun, aku kini bekerja disebuah bank swasta didaerah Jalan Asia Afrika, Bandung. Hobi aku memang terkadang suka Nonton Film Bokep. Namun wajah ku memang tidak kelihatan binal.
Saat ini aku pun hidup sendiri. Aku dulu pernah menikah, kurang lebih nya selama empat tahunan. Dalam Pernikahanku tidak sampai dikaruniai anak. Aku langsung bercerai, dikarenakan suamiku telah berselingkuh dengan pada rekan bisnisnya.
Untuk mengusir saat kejenuhan dalam kesendirianku ini selama kurang lebih hampir satu tahun setengah, aku pun selalu menghibur diriku dengan membaca-baca saja. Terkadang aku chatting an, akan tetapi aku pun tidak berharaf untuk bisa bertemu dengan teman-teman chatting-ku. Aku saat ini masih trauma akibat dalam perlakuan suamiku terhadapku.
Aku kenal untuk beberapa orang teman saat chatting yang sangat asyik untuk diajak dalam bercanda ataupun juga berdiskusi, salah satunya itu adalah Sendi. Dia emankk anak kuliahan, semester akhir didalam perguruan tinggi swasta di daerah Bandung. Sendi merupakan teman chatting-ku yang kini pertama kali yang telah pernah bertemu denganku.
Pada awal waktu perkenalannya aku kurang sedikit respek terhadapnya, karena email-nya saja sangat menyeramkan, dapat dengan pembaca bayangkan, cari_ce_maniax@***.**. Tapi entah bagai angin apa yang telah membuatku penasaran untuk mencoba bertemu dengannya, padahal aku itu baru sekali chatting saja dengannya. Cerita selanjutnya itu adalah pertemuan pertamaku dengan Sendi yang berakhir ke tempat sebuah hotel didaerah sekitar jalan Setiabudi.
Hari itu, pada Sabtu tanggal 16 Juni tahun 2001, aku telah berjanji untuk bisa bertemu dengan Sendi di sebuah cafe didaerah belakang BIP pukul 16.00. Aku sengaja memang datang lebih awal pada sekitar pukul 15.45, dan juga memilih tempat yang terbilang agak ke pojok agar aku bisa dapat melihat dia untuk terlebih dahulu. Aku coba memesan minuman, dan hingga mataku tertuju terus ke tempat arah pintu masuk cafe.
Pengalaman Pertama Ngentot Dengan Teman Chattingku
Sambil menunggu nya Sendi datang, aku pun memperhatikan orang ditempat sekelilingku. Aku juga merasa risih sekali, karena ada satu anak muda (usianya itu sekitar 25 tahunan) yang duduk sendirian ditempat meja sebelahku memperhatikan aku terus sejak pertama aku ini masuk cafe. Tapi aku pun cuek saja. Tepat pada pukul 16.00, anak muda itu pun langsung menghampiri diriku dan juga memperkenalkan dirinya. Namanya Sendi.
Aku sangat kaget sekali, karena tidak pernah aku bayangkan sebelumnya bahwa Sendi itu masih muda. Dia masih sangat-sangat muda, padahal waktu ketika chatting, dia telah mengaku berusia sekitar 35 tahun. Dan juga tentunya, selama aku dalam berkomunikasi melalui telepon, suara Sendi kelihatan itu seperti seorang bapak-bapak dan juga sangat dewasa sekali. Aku jadi sangat grogi. Untuk bisa menghilangkan rasa grogi ini, kupersilakan Sendi duduk dan untuk memesankan minuman.
"Maaf Bu Fitri, saya telah berbohong kepada Ibu. Saya yang mengaku berusia 35 tahun, padahal usia saya ini tidak setua itu. Tentunya juga, saya sangat mohon maaf tidak memakai pada pakaian yang saya telah janjikan. Saya kini harus panggil siapa yah? Ibu ataupun Mbak atau juga Tante atau siapa yah?"
"Fitri saja deh, biar lebih terlihat akrab," jawabku.
Selanjutnya Sendi bercerita, kenapa dia sudah berbohong usia, juga aktifitasnya dalam sehari-hari, begitu juga aku pun menceritakan aktifitasku dan juga kehidupan sehari-hariku. Aku memang tidak menyangka dari cara untuk dia berkomunikasi sangatlah dewasa dan hingga banyak dibumbui dengan suatu kata-kata humor, sehingga aku pun dibuat sampai terpingkal-pingkal olehnya.
Tidak terasa, waktu pun bergulir dengan sangat cepat. Sekitar pada pukul 5 sore, Sendi mengajak untuk nonton bioskop di BIP. Aku pun tidak sungkan-sungkan, langsung jawab mengiyakan saja. Sepulang dari nonton sekitar pada jam 7 malam, aku mengantarkan Sendi pulang dengan mobil Baleno-ku kedaerah Cihampelas. Ditengah perjalanan Sendi mengajakku main ke tempat Ciater.
Nikmatnya Pengalaman Pertama Ngentot Dengan Teman Chattingku
Aku sih tidak ada masalah, karena di rumah pun kini aku hanya tinggal sendirian saja.
Didaerah Lembang kami pun beristirahat dulu dan juga bercengkrama sambil menghabiskan untuk minuman dan juga jagung bakar. Tidak terasa jam kini sudah menunjukkan pada pukul 11.30 malam. Akhirnya niat ketempat Ciater pun kubatalkan saja. Aku mengajak Sendi pulang saja. Dia pun langsung mengiyakannya.
Sepanjang dalam perjalanan pulang ke Bandung pun, Sendi mulai agak-agak sedikit nakal. Sambil dalam bercerita, dia sudah sangat berani mengelus-elus pada tanganku ketika aku saat sedang memindahkan perseneling. Pada awalnya memang kutepis, tapi kelihatan bandel juga ini anak. Dia pun tidak pernah kapok, walau telah kutepis berkali-kali. Karena bosan dan juga tidak ada hasilnya kalau dalam kularang, maka kubiarkan lah dia mengelus-elus pada tanganku.
Memang Aku akui, elusannya itu telah membuat hatiku sangat berdebar lebih cepat yang dari biasanya. Bahkan semakin lama dalam elusannya semakin ganas, dan juga sudah mulai berani untuk mengelus pahaku. Kubiarkan sajalah, dan juga aku tetap konsentrasi dalam menyetir mobil. Entah karena dalam suasana yang mendukung, karena kami pun hanya berdua-duaan, ataukah karena terbilang kesepianku selama ini, karena memang sudah lama sekali tidak dielus dengan laki-laki. Aku membiarkan saja tangannya beraksi lebih sangat jauh. Aku pun mulai merinding, dan hingga darahku serasa panas yang menjalar seluruh tubuhku. Semakin lama, Aku pun semakin menikmati pada elusan tangannya.
Sekarang Sendi sudah sangat berani! Dia sudah benar-benar berani memegang payudaraku. Aku pun mulai terangsang. Aku kini sudah tidak kuat lagi dalam merasakan elusan tangannya. Akhirnya mobil pun kupinggirkan. Aku tanyakan Sendi, kenapa dia sudah berani memperlakukanku aku seperti itu, padahal dalam hatiku pun menginginkannya. Dia langsung minta maaf, tapi tangannya ini tetap tidak mau lepaskan dari payudaraku. Aku tak bisa kuasa menahan rangsangannya. Akhirnya kubalaslah elusan pada tangannya dengan sebuah ciuman dikeningnya.
Ngeseks Bersama Teman Chat ku Yang Binal
Aku tidak menyangka-nyangka dia menarik tubuhku, dan juga menciumi bibirku. Dia melumat pada bibirku, sampai-sampai aku pun sulit untuk bernafas.
Dia mulai sangat berani menyelusupkan tangannya didalam kaos ketat unguku. Aku biarkan saja lah. Sungguh permainan yang terbilang indah, mulutku kini sudah tersumpal oleh lidah Sendi, dan juga tangannya pun begitu sangat terampil mengelus-elus pada bagian payudaraku. Bahkan putingku pun kini sudah dia elus.
Aku melenguh, "Shhh.. ah.. sh.. ah.. sh.. ahhhh.."
Tangan kirinya kini mulai turun ke bagian arah pangkal pahaku. Aku geli sehingga sampai menggerinjal. Tangannya mulai coba membuka reseletingku dengan perlahan-lahan. Detik demi detik yang kurasakan tangannya mulai mengelus bagian kemaluanku. Aku semakin keras dalam mengeluarkan suara. Dan hingga akhirnya aku kaget, ketika ada untuk sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi dari arah yang berlawanan, menyorotkan pada sinar lampunya. Konsentrasiku langsung buyar. Aku pun lalu membereskan pada reseletingku dan juga kaos ketat unguku. Begitu juga Sendi. Akhirnya permainan yang kini berlangsung sekitar setengah jam-an itu harus berakhir dikarenakan sorotan pada lampu mobil yang telah lewat tadi. Di sekitar bagian selangkanganku terasa sudah basah.
"Fitri, maafin Sendi ya. Telah berlaku sangat kurang ajar sama Fitri."
"Nggak apa-apa koq Sen. Tapi saya pun bingung, kenapa koq kamu ini berani berbuat hal seperti itu kepada terhadap saya. Padahal kamu ini kan 7 thn lebih muda dari saya."
"Nggak tahu dehh, Fit. Mungkin saya ini mulai menyukaimu sejak pada pertemuan kita di Cafe."
"Gombal ahhh.." kataku yang agak manja.
"Aku benar geli banget lho, waktu kamu saat elus tadi. Mungkin karena aku kini baru merasakan lagi untuk sentuhan pria, ya Sen. Kalau boleh aku ngomong jujur, baru untuk kali ini, ada cowok yang telah menyentuh aku lho Sen. Sejak dalam perceraian aku dengan pada suami sekitar satu setengah thn yang lalu."
Menikmati Kontol Teman Chatting Ku
"Sudahlah Fit, jangan lah ngomongin perceraian, nantinya kamu sedih. Mendingan kita langsung melanjutkan perjalanan nya deh.."
Aku melanjutkan untuk perjalanan dengan berbagainya gejolak perasaan dan juga kenikmatan yang baru kini aku raih bersama Sendi. Sambil aku dalam menyetir mobil, Sendi tidak lupa untuk mengelus pahaku dan juga payudaraku.
"Fit, bagaimana kalau kita ini berhenti dulu di sebuah hotel. Biar kita ini bisa lebih tenang untuk melakukannya."
Aku pun bingung, antara mengiyakan dan juga tidak. Jujur saja, aku pun sangat ingin merasakan lebih-lebih jauh lagi dari dalam elusan lembutnya itu. Tapi aku memang ragu dan malu. Akhirnya pun kuputuskan, mengiyakan suatu ajakkannya.
Sesampainya didalam kamar Hotel "S" di sekitar jalan Setiabudi, Sendi tidak memberikan waktu kesempatan untukku beristirahat. Dia langsung saja memelukku dan juga melumat bibirku. Aku gelapan dan juga tidak kuasa menolaknya ketika Sendi mulai membuka kaos ketat unguku dan juga membuka celana panjangku. Aku disuruhnya coba duduk di atas meja. Dengan pada elusan tangannya, Sendi telah membuka bra-ku yang kini berukuran 36B dan pada celana dalamku. Dia pun semakin beringas, bagaikan terlihat macan kelaparan. Sendi mulai menciumi pada lubang kewanitaanku.
"Ahh.. uh.. ahh.. uh.. ahhh.. teru..s Sen.. Ah.. Enaa..k ahhh.. uh shhh.. shh.. uhhh.."
Rasanya pun tidak terlukiskan, badanku sampai menggeliat-geliat bagai ulat yang kepanasan. Lidah Sendi merojok-rojok vaginaku dan hingga menjilat klitorisku yang kini sebesar kacang kedelai.
Lalu kubuka pada kemeja dan juga celana jeansnya Sendi. Kaget! Ternyata "barang"-nya Sendi sudah keluar melewati pada celana dalamnya. Kelihatan ujungnya itu memerah. Aku sampai takut, apakah dalam lubang kewanitaanku ini muat untuk "barang"-nya Sendi.
Sensasi Pengalaman Ngeseks Dengan Teman Chat Yang Binal
Sudah terasa kini satu jari telah dimasukkan ke dalam bagian lubang kewanitaanku. Dikeluar-masukkannya pada jari itu dan juga diputar-putar. Digoyang ke kanan dan juga kiri. Satu jari ini dimasukkannya lagi. Terasa sangat sakit, tapi memang nikmat. Mungkin saja masih penasaran, Sendi memasukkan untuk jarinya yang ketiga. Dikeluar-masukkan nya, digoyang kiri dan kanan. memang Nikmat sekali. Sedangkan pada tangan kirinya ini membantu membuka bagian lubang kewanitaanku untuk bisa mempermudah memasukkan nya jari-jari kanannya.
"Ahh.. uh.. ah.. shh.. uhh.. shhh.. terus Sen.. aduh.. nggak kuat Sen.. Aku sudah mau keluar nih.."
Akhirnya aku pun basah. Aku tersenyum sangat puas.
"Sekarang gantian yahh, jilatin kepunyaan ku dong Fit.." Sendi memohon kepadaku.
"Iya Sen, tapi punyamu ini panjang, muat nggak yah..?" jawabku.
"Coba saja dulu yah, Fit. Nantinya juga terbiasa."
"Auhh.. aww.. jangan didorong dong Sen, malah masuk kedalam tenggorokkanku, pelan-pelan saja yah. Punyamu ini kan panjang."
Sekitar dalam lima belas menit kemudian pada erangan Sendi semakin menjadi-jadi.
"Ahh.. uh.. ohh.. ah.. sh.. uh.. ohh.. uh.. ah.. uhhh.."
Kuhisap semakin sangat kuat dan kuat, Sendi pun semakin keras saja erangannya. Sendi mulai ingat, tangannya kini bekerja lagi mengelus bagian vaginaku yang kini mulai mengering, sampai basah kembali. Mulutku yang kini masih penuh kemaluan Sendi dengan gerakan keluar masuknya seperti penyanyi karaoke.
"Sudah dulu Fit, aku nggakkk tahan.., masukkin saja yah ke punyamu ya..?" pinta Sendi.
Aku pun hanya menganggukkan pada kepala saja, sambil berharaf-harap sangat cemas apakah punyaku ini muat ataupun juga tidak, dimasuki kepunyaannya Sendi. Kedua kakiku lalu diangkat ke bagian pundak kiri dan juga kanannya, sehingga posisiku kini sampai mengangkang. Dia pun dapat melihat dengan sangat jelas kemaluanku yang memang kecil namun kelihatan sangat gemuk seperti bakpau. Kulihat dia sedang mengelus kemaluannya, dan juga menyenggol-nyenggolkan pada bagian kemaluanku, aku jadi kegelian.
Ngentot Kontol Besar Teman Chattingku
Dibukanya kemaluanku dengan pada tangan kirinya, dan hingga tangan kanan nya menuntun kemaluannya yang sangat besar dan juga panjang menuju bagian lubang kewanitaanku. Didorongnya sangat perlahan, "Sreettt..," dia melihatku kini sambil tersenyum dan juga dicobanya sekali lagi. Mulai dari kurasakan ujung kemaluan Sendi masuk perlahan. Aku pun mulai geli, tetapi memang agak sakit sedikit. Mungkin dikarenakan bagian lubang kewanitaanku ini tidak pernah lagi dimasukkan kemaluan laki-laki. Sendi melihat aku yang meringis menahan rasa sakit, dia berhenti dan coba bertanya.
"Sakit yaaa..?"
Aku pun tidak menjawab, hanya kupejamkan pada mataku ingin cepat-cepat merasakan kemaluan yang besarnya itu.
Digoyangnya sangat perlahan dan, "Bleesszzzz.." digenjotnya sampai kuat pantatnya hingga kedepan sampai aku pun menjerit kesakitan, "Aaauuuuuu.."
Kutahan pantat Sendi untuk tidak bergerak. Rupanya dia pun sangat mengerti kemaluanku kini agak sakit, dan dia juga ikut saja terdiam sesaat. Kurasakan kemaluan Sendi berdenyut dan aku pun tidak mau ketinggalan. Aku kini berusaha mengejang, sehingga kemaluan Sendi merasa dalam kupijit-pijit. Selang dalam beberapa saat, kemaluanku ini rupanya sudah bisa dapat menerima semua pada kemaluan Sendi dengan baik dan juga mulai berair, sehingga ini memudahkan Sendi untuk bergerak. Aku mulai basah dan hingga terasa ada kenikmatan yang telah mengalir di sela-sela pahaku. Perlahan Sendi menggerakkan pantatnya ke bagian belakang dan sampai ke depan. Aku mulai sampai kegelian dan hingga nikmat sekali. Kubantu Sendi dengan ikut mencoba menggerakkan pantatku berputar.
"Aduuhh.., Fitri..," erang Sendi menahan laju dalam perputaran pantatku.
Rupanya dia ini juga sangat kegelian kalau aku sedang menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku yang kuat-kuat agar tidak lagi berputar, justru dengan menahan nya pantatku kini kuat-kuat itulah aku yang menjadi geli dan juga berusaha untuk bisa melepaskannya dengan cara buat bergerak berputar lagi, tapi dia pun semakin kuat memegangnya. Kulakukan lagi untuk gerakan berulang dan juga kurasakan telur kemaluan Sendi menatap pantatku licin dan hingga geli.
Nikmatnya Kontol Besar Teman Chatku
Rupanya Sendi termasuk kuat juga, berkali-kali dalam kemaluannya mengocek kemaluanku hingga saat ini masih tetap saja tidak ada menunjukkan adanya kelelahan bahkan kini semakin meradang.
Kucoba untuk mempercepat gerakan bagian pantatku berputar semakin tambah tinggi dan cepat, kulihat hasilnya Sendi mulai kewalahan, dia terpengaruh dalam iramaku yang kini semakin lancar. Kuturunkan pada kakiku dan menggamit pinggangnya, dia pun semakin tidak bisa bergerak berputar lagi, tapi dia semakin kuat saja memegangnya. Kuturunkan kakiku langsung menggamit pinggangnya, dia semakin saja tidak leluasa untuk dalam bergerak, sehingga aku pun dapat mengaturnya. Aku merasakan sudah ada 4 (empat) kali kemaluanku ini mengeluarkan cairan untuk bisa membasahi kemaluan Sendi, tetapi Sendi belum keluar juga.
Kupegang batang kemaluan Sendi yang keluar masuk pada liang kewanitaanku, ternyata masih ada untuk sisa sedikit yang kini tidak dapat masuk kedalam liang senggamaku.
Aku pun kini terus mengerang keasyikan, "Auhh.. auhh.. terus Sen.. auh.. Ena..k Sen.. Ughh.. ahhh.. lebih cepat lagi Sen.. ugh.. ahh.. sshhhh.. uh.. ohhh.. uh.. ashh.. sshhhh.."
"Kecepekk.., kecepekk.., kecepekk..," bunyi pada kemaluanku saat kemaluan Sendi mengucek habis didalamnya.
Aku sampai kegelian hebat, "Fitri.. aku sudah mau keluar, Tahan yaa..," pintanya menyerah.
Tanpa membuang waktu lagi, kutarik kemaluanku kini dari kemaluannya, kugenggam dan juga dengan sangat lincah kumasukkan bagian bonggol kemaluan tersebut ini ke dalam mulutku, kukocok sambil hingga kuhisap kuat-kuat, kuhisap lagi dan juga dengan sangat cepat mulutku maju mundurkan untuk mencoba merangsangkan agar air maninya ini cepat keluar. Mulutku mulai sangat payah tapi air mani ini yang kuharapkan tidak lagi juga keluar. Kutarik pada kemaluan dari mulutku, Sendi tersenyum dan juga sekarang telentang. Tanpa menunggu dari komando, kupegang kemaluannya, lalu kutuntun ke bagian lubangku dengan akupun kini mendudukinya. Aku bergeraknya naik turun, dan juga dia memegang susuku dengan sangatlah erat. Tidak lama kemudian lalu ditariknya tubuhku melekat didadanya, dan aku kini juga terasa panas.
Sensasi Crot Bersamaan Dengan Teman Chatku
"Sreett.., sreettt.., sreetttt..," kurasakan adanya semburan hangat bersamaan nya dengan keluarnya dari pelicin di kemaluanku, dia memelukku sampai erat demikian pula aku. Kakinya kini dijepitkan pada bagian pinggangku kuat-kuat seolah-oleh tidak dapat lepas. Dia lalu tersenyum puas.
"Fitri.., aku baru saja merasakan kemaluan untuk seorang wanita. Kamu adalah seorang wanita pertama yang kini merenggut bujanganku. Aku yang selama ini palingan banter hanya melakukan dalam peting saja. Sungguh sangat luar biasa, enaknya gila, kepunyaanmu ini memijit punyaku sampai-sampai nggak karuan rasanya, aku sangat puas Fit.."
"Aahhh kamu bohong, masa dalam seusiamu ini baru pertama kali untuk melakukan kayak beginian," manjakuu.
Dia pun hanya tersenyum dan juga kembali mengulum bibirku yang kuat-kuat.
"Sumpah, Fit..! Apakah kamu ini masih akan memberikannya lagi terhadap untukku..?" tanyanya.
"Pastii..! Tapi itu ada syaratnya..," jawabku.
"Apa dong untuk syaratnya, Fit..?" tanyanya penasaran.
"Gampang saja sih, asal kamu ini bisa kuat seperti kaya tadi. Atau nanti saya kasihin pil untuk kamu yah, biar bisa lebih kuat lagi..!"
"Oke dehhh.. Mandi bareng yuk, Fit.." ajaknya.
Dan kami pun kini mandi bersama, dan juga sekali lagi Sendi memberikan kepuasan yang memang selama ini tidak bisa kudapatkan selama kurang lebihnya satu setengah tahun.
Aku belum bersiap-siap pulang. Tidak terasa waktu kini sudah menunjukkan pada pukul 8 pagi. Aku langsung saja check out untuk menuju Cihampelas mengantarkan Sendi pulang. Mobil lalu keluar hotel dengan berjalan sangat perlahan. Sepanjang dalam perjalanan aku berfikir, "Kok bisa-bisanya saja aku memberikan sesuatu hal yang memang aku jaga selama ini, padahal Sendi baru pertama kali saja bertemu denganku. Sekaligus juga aku pun membayangkan kapan lagi aku akan dapat memperoleh kepuasan dari Sendi."
Akhir Dari Kisah Ngeseks Bersama Teman Chat ku..
Kini tangan Sendi menempel pada pahaku, dan juga tanganku menempel dibagian celananya. Sesekali Sendi menyandarkan pada wajahnya ke dadaku dan juga jari nakal Sendi mulai beraksi dengan sangat manja. Kurasakan pada gumpalan daging kemaluan Sendi mulai mengeras lagi, dia pun tersenyum melihatku. Akhirnya tidak terasanya aku sudah sampai didaerah Cihampelas, dan juga menurunkan Sendi. Selanjutnya aku pun pulang ke rumahku didaerah sekitar Sukarno-Hatta. (tamat).
Demikianlah Untuk Artikel Yang Saya Buat Dalam Cerita " Ngentot Dengan Teman Chattingku " dan semoga dengan ini anda bisa menjadi viewer setia saya. ,
Thanks~
Thanks~
EmoticonEmoticon