Rabu, 06 September 2017

Ngentot Dengan Pembantu Binalku

Hai Teman-teman kita berjumpa kembali pada kesempatan kali ini aku akan memberikan sebuah cerita dengan judul  "Ngentot Dengan Pembantu Binalku" langsung saja kita baca ceritanya. Dalam kehidupan rumah tangga sudah memiliki 2 anak termasuk sudah bahagia.  Yang satunya umur 8 tahun dan yang kedua 4 tahun, di rumahku ada seorang pembantu yang muda seksi dan montok. Dia belum menikah dan lugu karena berasal dari desa, kulitnya yang sawo matang dia tidak cantik maupun jelek ya pas lah bagaimana karakter orang jawa, manis tidak membosankan jika dilihat.

Ngentot Dengan Pembantu Binalku

Bermula saat aku pulang kantor jauh lebih cepat kurang lebih pukul 14:00, dari yang biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang barengan dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, aku segera mengganti celanaku sama sarung kegemaranku yang tipis tetapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Juminten sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

Pada saat dia akan kasih minumannya, tiba-tiba dia kesandung karpet di depan sofa tempat aku duduk tengah membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hanya bersarung tipis. Aku merasakan kesakitan yang luar biasa dengan badan yang basah kuyup karena tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil meminta maaf tanpa henti-hentinya.

Awalnya aku mau marah, tetapi menatap wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, dengan aku memegangi kemaluanku aku ucap,
“Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluanku.
“Jum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.

Aku kemudian berdiri sambil mengganti baju, sambil berkata ngawur,
“Ini kayaknya mesti diurut nih!”
“Iiiiiyyyyaaa, Pak nanti saya urut, sambil terbata-bata karena takut
"tapi Jum bersihin ini dulu Pak!” lanjutnya.
Aku segera menuju kamar, perasaanku saat itu terkejut berbaur senang, lantaran mendengar jawaban pembantuku yang nggak disangka-sangka.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Pembantu Binalku

Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu,
“Pak, Bagian Mana Pak yang mesti Jum urut..” Aku langsung berbaring dan membuka sarungku yang tipis, dengan kontol yang masih lemas menggelantung. Lalu Jum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.
“Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.
“Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.

Kemudian dia menggenggam batang kontolku perlahan-lahan, sekejap saja kemaluanku berdiri tegang, ketika berada dalam genggamannya.
“Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.
“Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku.
“Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.
Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluanku menyentuh bibirnya,
“Coba masukan kedalam ke mulutmu, biar kamu nggak terlalu cape ngurutnya, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.

Perlahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluanku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali.
“Akh.. uh.. uh.. hah..”

sepongannya semakin dahsyat, ketika aku mau tembak aku berkata kepadanya,
“Jum nanti kalau pejuh ku keluar, di telan aja ya, sebab itu obat buat kesehatan, bagus untuk kamu”, bisikku.
“Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

Akhirnya kumuncratkan semua air maniku.
“Akh.. akh.. akh.. Jum.. Jum.. enakhh..”

Aku langsung menyemprotkan pejuhku, dia menyambutnya dengan diam dan tidak bergerak, wajahnya mengatakan keanehan sewaktu merasakan cairan asing membasahi tenggorokannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.

Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya,

“Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku merasa kagum ketika melihat Jum yang begitu menggairahkan saat itu, aku langsung menghampirinya, “Jum kamu capek gak, apa kamu mau diurut juga bisa kamu seger sama seperti Bapak sekarang!”

Cerita Sex Pengalaman Ngentot Dengan Pembantu Binalku

“Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku menjawabnya dengan memegang pundaknya lalu kucium keningnya, yang kemudian turun ke bibirnya yang tipis dan merah, dia tidak menghindarinya dan juga tidak membalas.

Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.

Tiba-tiba dia berkata,
“Pak, Jum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.
“Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluanku sudah mulai berdiri lagi.

Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat,

“Buka pelan-pelan ya, santai saja, aku cuma mau pijit punya kamu”, ujarku meyakinkannya,
lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.

Tanpa basa basi, aku langsung menjilat bibir luar mekinya, aku hisap itilnya, sesekali aku mainkan dan masukan lidahku ke dalam,
“Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu.

Kurang lebih selama 5 menit kulumat liang memeknya, dia mendesah sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya yang mulus serta matanya terpejam.

“Akh.. aaauuuuwwwww.. ooohhh..” teriakan panjang yang disertai aliran cairan dari dalam memeknya yang langsung kusedot sampai bersih.

“Gimana Jum, enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut.

Nikmatnya Ngentot Dengan Pembantu Ku Yang Mulus

“Nah sekarang, kamu sudah tau enaknya kan, kita coba yang lain ya, kamu santai saja!”. Kuhampiri bibirnya, lalu kukecup bibirnya, dia mulai memberikan respon, kuelus buah dadanya yang kecil, lalu kusedot puting susunya, dia menggelinjang hebat, lama juga aku bercumbu dengannya, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kontolku mulai tegang.

Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil,

“Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kumasukkan kembali penis ku, memang sempit,
“Aaaauuuuwwwww sakit Pak..”.

Wajahnya hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan sodokkanku sambil berkata,
“Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..
” tanpa menunggu lagi kublabaskan kontolku, walaupun dia meronta kesakitan, ketika kontolku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak menghiraukannya, aku mulai melampiaskan semua nafsuku terhadap si Jum.

Setelah berkisar 7 menit dia tidak memberikan respon, namun aku merasakan denyutan di dalam liang memeknya, cairan hangat dari liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai orgasme, seketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluanku menusuk memeknya.

Ngentot Bersama Dengan Pembantu Ku Yang Binal

Tak lama setelah itu, tangannya merangkul erat di leherku, kakinya menjepit ketat pinggangku, pantatnya naik turun, matanya mendelik, bibirnya digigit tipis sambil mengerang,
“Pak.. Pak terus.. Pak.. Jum.. Jumm..Jum.. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan..
“Jum.. aku mau keluar akh.. akh.. akh..” kutembakkan semua spermaku ke dalam rahimnya, sambil kuperhatikan wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.
“Jum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
“Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.

Disaat dia hendak keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya,
“Pak.. lain kali kalo pulang agak cepat seperti ini telpon dulu ya Pak, biar Jum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Jum.

Sampai sekarang Jum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang datang bulan, aku pulang lebih awal untuk ngentot dengan pembantuku, akan tetapi hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih jam 5, kemaluanku selalu disepongnya ketika dia mencuci di ruang cuci, dan saat itu isteri dan anak-anakku belum bangun. ( tamat ).

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon