Kamis, 23 November 2017

Cerita Dewasa Keponakan Yang Genit

Cerita Dewasa Keponakan Yang Genit - Kisah ini terjadi sekitar awal tahun lalu, dimana pada waktu itu saya sedang sendirian di dalam rumah. Saya sedang menonton tv tiba-tiba saja saya di kejutkan oleh suara bel.

Cerita Dewasa Keponakan Yang Genit

“Krriiiiingg...... krriiiiiiiiiing.......” suara itu membuat saya terkejut.

Lalu saya membuka pintu, saya melihat seorang perempuan berdiri menggunakan baju kaos warna hitam dan menggunakan rok yang berwarna biru. wajahnya sangat cantik dan sangat enak untuk dipandang.

Saya lalu bertanya, “Cari siapa ya dek?”

Ia menjawab dengan bertanya, “apakah benar ini rumah paman Budi?”
saya seketika terkejut, karena nama yang ia sebutkan itu adalah nama papa saya sendiri. Lalu saya bertanya lagi, “Adek ini siapa ya?”

Ia hanya menjawab dengan tersenyum saja, Senyumannya itu sangat manis. Kemudian saya jawab, “Benar sekali dek, ini rumah pak Budi.” Dan sekali lagi dia hanya tersenyum, membuat hati saya berdebar begitu kencang.

Saya bertanya lagi, “Adek ini siapa ya?”

Dengan terseyum ia memperkenalkan dirinya, “Nama saya Ela,”

“Saya datang kemari disuruh ibu saya untuk menyampaikan sesuatu kepada paman Budi.”
“oohh..” saya sampai-sampai lupa mempersilakan ia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Segara saya suruh dia masuk.
“Silakan masuk dulu dek”.

Saya persilakan ia masuk, “Kan tak enak bicara di depan pintu, apa lagi seorang tamu.”

Setelah ngobrol sebenter di depan, ia langsung masuk dan duduk di kursi ruang tengah. Setelah saya persilakan duduk saya mulai bertanya-tanya lagi tentang Ela, dan siapa ia bagaimana hubungannya dengan ayah saya.

“Kalau boleh saya tau, adek ini siapa ya?”
“Hehehehe....” ia malah tertawa, saya menjadi sangat terheran-heran, namun ia malah asik tertawa.
“Kalau tak salah Ela, pasti abang ini bang zailani yah?” tuturnya.

Awal Cerita Dewasa Keponakan Yang Genit


Saya sangat terkejut, dari mana ia bisa tahu nama saya, lalu saya bertanya-tanya lagi, “Kok adek bisa tau nama abang sih?”
Lalu ia tertawa, “Heheheheh.... tau lah.”
“Abang masak lupa dengan Ela?”..... “Ini Ela lo bang, Ela anaknya tante Salma,” celetosnya untuk menjelaskan.
Saya sangat terkejut, “ jadi kamu ini anaknya tante Salma?” tambah saya lagi.

Saya jadi terbengong. Saya baru ingat kalau tante Salma mempunyai anak, namanya Ela. Waktu itu saya masih SMP kelas 2 dan Ela kelas 1 SMP. Kami dulu sering kali bermain di taman bersama-sama. Waktu itu kami belum tahu tentang apa yang namanya cinta dan kami tak jumpa lagi karena waktu itu saya pergi ke Inggris sekitar 3 tahun.

Sekembalinya saya dari Inggris, saya tak pernah ke rumahnya karena sibuk. Kira-kira 4 tahun kami tak berjumpa, sampai saya menjadi mahasiswa tingkat 3. Saya tak ingat lagi namanya, lalu bertemu dengannya sudah besar dan cantik lagi.

Lalu saya bertanya kembali menghilangkan lamunan saya, “Bagaimana dengan kabar ibu kamu?” tanya saya.
“Baik kok” jawabnya dengan kembali tersenyum.

Kemudian ia mengulangi maksud dan tujuannya tadi. Katanya, ayah saya diminta ibunya untuk datang ke rumahnya untuk membicarakan suatu hal yang sangat penting.

Lalu saya balik bertanya dengan rasa yang penasaran, “ apa sih yang akan di bicarakan?”
Ela menjawabnya sambil tersenyum manis, sangat menggoda saja. Sembari tersenyum, saya memperhatikan dirinya dengan rasa penasaran.

Tiba-tiba saja ia bicara, “Ternyata abang Zai ganteng juga ya, ternyata ibu nggak salah bilang ni.”

Saya menjadi salah tingkah dan wajah saya memerah karena dipuji olehnya. Adek ini ada-ada saja lah pikir saya. Kemudian Saya sambut kata-katanya itu dengan, “Ternyata tante Salma punya anak cantik juga ya.” ia hanya tersenyum saja.

Cerita Dewasa Keponakan Yang Genit dan Centil


“Paman Budi kemana ya bang?” ia bertanya membuka keheningan kami.
“Belum pulang kerja Ela.” jawab saya.
“mmmmm” gumamnya.
“Ya sudah deh, titip pesan saja yang tadi ya bang!” memastikannya.
“Oke...,” jawab saya dengan pasti.
“Jangan lupa ya bang!” lebih memastikannya.
“Iya dek” saya tegaskan lagi.

“Ya sudah kalau gitu Ela pulang dulu yah, tak bisa lama-lama ni. Ibu bilangnya jangan lama-lama bang.” jelasnya. “Pulang dulu ya bang!”.
“Oke...,” mengiyakan katanya. “Hati-hati di jalan ya!” sambung saya seperti pria-pria lain pada perempuan pada umumnya.

Ela hanya tersenyum menjawabnya.

Waktu itu juga lah momen tersebut terjadi. Tak tahu kenapa ia tiba-tiba saja menarik tangan saya dan mencium pipi saya. Bercampur dengan rasa bingung dan juga asyik di dalam hati saya.

“Waaaduuh..... buat apa ya hal itu ia lakukan?” tanya saya dengan terbodoh. Ela malah tersenyum.
“Abang Zai ganteng deh,” jelasnya lagi sambil melepaskan pegangan tangannya itu.

Karena menurut saya itu adalah aji mumpung, jadi perlu diterapkan lagi. Saya tangkap lagi tangannya dan balik mencium pipinya itu. Ela malah kaget dan saya hanya tersenyum aja, memasang wajah tak bersalah yang jauh dari kata sempurna.

Balas dendam dalam pikir saya. Karena keasyikan dan juga udah timbul nafsu saya. Saya memberanikan diri lagi mencium bibirnya itu dan mengusik kediamannya karena sangat kaget pada ciuman pertama saya yang tadi.

“Selagi rumah masih sepi, kesempatan saya ni.” pikir saya di dalam hati.
Saya memberanikan diri untuk melakukan lebih lagi dengan meraba-raba payudara yang terbungkus BH itu.
ia pun mendesah, “aaaaaaaaahh..... .”

Ngentot Dengan Keponakanku Yang Masih Perawan


Payudaranya itu agak lumayan kalau tak salah saya taksir sih, kira-kira 33 ukuranya. Karena saya sudah sangat bernafsu dan ego kelelakian saya sudah meningkat. Hasrat tersebut pun terus muncul, saya membelai tubuhnya dengan perlahan-lahan dan terus menaikinya sampai ke lehernya. Saya buka baju yang ela pakai hingga terlepas, Dan saya terus meraba-raba bongkongnya yang lumayan besar juga kalau tidak salah saya taksir bokongnya kira-kira 60.

Karena keadaan yang kurang memungkinkan, saya bopong ia ke kamar saya sembari kami terus saja berciuman . Saya rebahkan ia di kasur dan saya tindih Ela, saya buka dengan cara perlahan-lahan kaos yang ia pakai dan juga BH-nya saya buka. Terpampang di depan saya sebuah pemandangan yang sangat indah, sebuah bukit yang sangat indah dengan pucuknya yang berwarna merah ranum.

Dengan rakusnya saya meremas-remas dan mengulumnya sebelah kiri dan kana, tangan saya terus bergriliya menjalar ke dalam rok yang ela pakai. Dengan perlahan-lahan saya turunkan hingga terbuka, saya melihat CDnya berwarna merah dengan gembar bunga. Saya buka dengan perlahan-lahan dengan sangat sabarnya, hati-hati juga lembut. Tiba-tiba saja ia menepis tangan saya.

“Jangan bang! bang...! jangan bang!” ia memohon, namun saya yang udah dirasuki iblis tak ambil pikir.

Kemudian saya cium bibirnya dan saya remas kembali gunungnya itu. Ia sudah mulai terangsang, saya coba mengulangnya kembali. Saya tarik CDnya dengan perlahan, ia tak menepis tangan saya lagi, terus saya buka dan saya terpana melihat pemandangan yang indah itu. Yang nggak bisa di ucapkan dengan berbagai kata-kata, saya melihat sebuah vagina yang masih gundul yang hanya ada dikelilingi dengan rambut-rambut yang masih halus.

Saya sibak vagina yang agak gundul itu, ada cairan bening yang keluar dari dalam vaginanya. Sepertinya ia sudah mulai terangsang, saya buka baju saya dengan tergesa-gesa. Pakaian saya hanya saya tinggal celana dalam saja tetapi kejantananku sudah mau lepas saja, ingin mencari sarungnya.

Enaknya Ngentot Dengan Keponakanku


Sudah tak tahan kejantanan saya, sehingga saya langsung meraba vaginanyanya. Saya buka dan saya cium vaginannya. Lalu saya jilat terus itilnya hingga ia meyilangkan kakinya di leher saya.

“aaaaaaaahh.... oooooohh.... yaah.....” desah Ela.

Saya masukkan jari tangan saya satu persatu dan saya gali-gali bulu-bulu halusnya, ela semakin merapatkan kakinya di leher saya sehingga wajah saya terbenam dalam vaginanya. Sampai saya tak bisa bernafas, saya terus menjilati vaginanya.

“uuuuuuuhh...... uuuuuuaaahh..... iiiiyaaaahh....... ooooooohhh..” terdengar suara desahnya itu.

Saya terus menghisap sehingga keluar suara yang entah ia dengar atau nggak, Kemudian dengan perlahan-lahan kakinya itu sedikit merenggang sehingga saya bisa nafas dengan bebas kembali. Saya terus menghisap vaginanya, setelah puas saya bermain di hutanya ela saya hisap lagi bukit indanya kanan dan kiri.

“Bang Zai....... saya sudah ngga tahan lagi ni...... saya mau keluar ni.....” desahnya itu.
saya percepat lagi hisapan saya, ia kembali merintih.

“oooooooohh...... aaaaahhh.... iyaaaaahh.......” Ela lemas. Ternyata ia sudah mencapai puncak.

Saya buka celana dalam saya, dan penis saya keluarkan, Taksiran saya, kejantanan saya kira-kira 15 cm panjangnya kalau udah tegak. Saya bimbing penis saya ke arah vaginanya, saya gesek-gesekan kejantanan saya ke lubang memeknya saya tikam dengan perlahan-lahan.

Awalnya sih meleset-meleset, tidak mau masuk-masuk. Waaaaah, ternyata ia masih perawan ni. Saya coba kembli dengan perlahan-lahan. Nggak juga bisa masuk, saya berikan air ludah ludah saya ke batang penis saya agar menambahkankan pelumas pelicin. Kemudian saya coba kembali, hanya bisa masuk ujung kepalanya saya saja Ela meringgis.

“aaaduuuuh...... sakit kali bang...... saaa...kiiit..” rintihan itu yang keluar.

Saya berhenti sejenak, tak melanjutkan tikaman saya. Saya kelum lagi bukitnya, dadanya kembali terangkat ke atas. Tak lama ia kembali terangsang lagi, lalu  saya mencoba lagi untuk menikamnya.

Keponakanku Yang Centil Membangkitkan Nafsuku


Saya tikam terus dengan sangat berhati-hati, saya tak lupa untuk memberikan air ludah saya ke penis saya. Karena memeknya sudah becek akibat klimaks tadi jadi agak licin sehingga kepala penis saya dengan mudah bisa masuk ia kembali merintih.

“aaaaaaduuuuuuh...... sakit bang”

“Tahan sedikit lagi ya adek abang yang manis,`ngga sakit ini kok. Cuman sebentar saja sakitnya ini dek” bisik saya di telinganya sembari menjilatnya. Ia hanya diam aja saya tikam lagi, pada akhirnya masuk juga kepala penis saya terus saya tikam sedikit keras agar bisa masuk semuanya. 

“Slrrrupp.............” dan akhirnya masuk juga kejantanan saya, ia menggigit bibirnya saya untuk menahan sakit. Karena saya lihat ia menahan sakit saya berhenti menunggu agar ia tak kesakitan lagi, namun penis saya masih terbenam dalam memeknya. Saya melihat ia tak menggigit bibirnya lagi. Saya tikam lagi memeknya dengan lembut juga perlahan-lahan, ternyata ia mulai meresapinya dan juga kembali terangsang kembali. Saya tikam terus.

“aaaaaaaahh........uuuuuuuuuuuuhhh........ iyaaaaaaahhhh...... terusin bang” mintaanya karena ia sangat teransang sambil mengoyangkan pinggulnya ke kanan juga kiri, rupanya ia udah tidak kesakitan lagi. Semakin kuat saya tikam.

“ooooooohhhhh............. auuuuuuuuuhhh........aaaaaahhhhhhh....iiyahh...... uuuuuuhhh terus ya bang!” kakinya dililitkan kembali ke leher saya.
“aaaaaaahh...... iiiiiyaahhh......” rintihnya kembali, terus saya tikam dengan sedikit keras.

“Slrruuuupp..... sleeeeeup......” suara penis saya keluar dan masuk, saya juga merasakan adanya denyutan dalam memeknya seperti menarik pensi saya. Rasa-rasanya tak bisa diucapkan dengan kata-kata.

“iiiiyaaaaahh...... uuhh.... iiiiyaaaaaaahh......” erangan saya tanpa sadar karena sangat nikmatnya.
“Bang enak bang.......” saya tikam terus.
“aaaaaaaaaaahh......... ooooooohhh..... iiyaaaahh..... terus bang! iiiiyaaaahh...... iyaaaahh...... ngga kuat ni bang” ia terus mengerang keenakan, “aaaaaaaaaaahh...... iyaaaahh..... uuuuuhh....... iyaahhhh......... ya..ya..ya..ya...ya...” terus saja ia mendesah.

Entah apa yang ia katakan, saya tak tahu karena saya juga merasakan sedotan dari dalam memeknya yang sangat kuat. Ia terus  meremas-remas kain selimut sampai-sampai koyak, saya terus menikam juga terus tak berhenti-henti.

Akhir Ngentot dengan Keponakan 


“aaaaaaaaaaaaaaaahhhhh.......uuuuuuuuuuuuuhhh...... iiiyaahh...... iiyaaaaa..... mau keluar ini bang.” crrrroooott......” ia sudah sampai ke puncak, terasa di kepala penis saya. Ela sudah klimaks yang kedua kali.

Saya terus saja memacu terus mengejar klimaks saya, “iiiiyaaahh........uuu..... iiiyaaahh.... yaaa... yaaa..” ada denyutan di kepala penis saya.

“iyyaaahh....... oooooohhh......” saya keluar, langsung seketika saya tarik batang penis saya keluar saya arahkan ke perutnya.
Sperma saya keluar sampai 4 kali menyemprot, banyak juga sperma saya yang keluar. Lalu saya kecup mesrah keningnya,
“Terima kasih banyak.” saya katakan.

Saya lihat ada bercak darah di kasur, ternyata itu adalah darah perawanya. Lalu saya ajak ia membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, ia hanya mengangguk. Kami pun mandi secara bersamaan, namun tiba-tiba saja penis saya bangkit lagi saat melihat bongkongnya yang padat dan juga kenyal itu. Saya tarik bokongnya itu dan saya tunggingkan, saya tikam dari belakang.

“aaaaduuuuuuuh.......” desahnya karena masih sempit dan juga masih terasa ngilu karena baru kehilangan keperawanannya.

Ia kembali terangsang, saat saya remas bukit kembarnya saya mendesah. “oooooooohhh.... aaaaahhh.... iiyaaah.”

“Crrrrrooooooooooottt...... crrroooooooottt...... crrrrooooottt......” saya keluarkan sperma saya dan saya tumpahkan di bokongnya itu.

Kami terus Ngentot sampai 3 kali, saya teringat kalau sebentar lagi mama saya akan pulang. Saya suruh Ela mandi dengan buru-buru dan langsung mengenakan pakaiannya. Kami berdua tersenyum puas.

“Terima kasih banyak ya bang,” saya tersenyum aja dan saya mencium bibirnya lagi serta membisikkan, “Kapan-kapan kita Ngentot lagi ya!”

Ia hanya tersenyum manis saja dan menjawab, “iya,”

Baca Juga :

Setelah berpakain dan merapikan diri kami masing-masing, saya antar Ela sampai depan rumah. Dan kembali saya berikan ciuman manis di bibirnya agar tak lupa ia kepada saya sebelum pergi. Saya hanya bisa melihat ia berjalan pergi dengan langkah kaki yang sediki ngangkang karena merasakan nyeri di selangkangannya itu.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon