Minggu, 19 November 2017

Cerita Dewasa Guru Yang Cantik Jadi Bahan Coli

Kisah Birahi 77 -  Cerita Dewasa Guru Yang Cantik Jadi Bahan Coli - Perkenalkan nama saya Imuz Tanjung, saya seorang siswa SMA negeri terkenal yang ada di kota saya. Saat ini saya duduk di bangku kelas 2 jurusan IPS. Memasuki tahun 2006 berarti persiapan untukku agar lebih giat belajar untuk menghadapi ujian akhir.

Cerita Dewasa Guru Yang Cantik Jadi Bahan Coli



Saya sadar, saya orangnya nggak begitu pintar. Karena itu saya selalu mencari cara agar para guru bisa membantu saya dengan nilai pelajaran, cara yang saya gunakan adalah selalu mengajukan diri untuk menjadi kordinator pelajaran saat di sekolah.

Pengalaman menjadi kordinator di kelas 2 inilah yang membawa saya ke pengalaman yang nggak akan bisa terlupakan seumur hidup saya, awalnya saya biasa-biasa saja ketika mendengar saya terpilih menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila.

Namun lama-lama saya merasa senang atas terpilihnya saya sebagai kordinator mata pelajaran itu karena ternyata bu Yani lah yang kembali mengajar kelas saya. Ya, bu Yani adalah guru pancasila saat saya kelas 1 SMA, di dalam kelas bu Yani sering menjadi bahan omongan teman laki-laki saya.

Bagaimana nggak jadi bahan pembicaraan, meja guru yang menghadap ke arah para murid-murid. Di depannya biasanya tertutup, sehingga kaki guru tak terlihat dari arah para murid. Namun lain di kelas saya, mejanya depannya tak tertutup, jadi setiap guru yang duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya.

Diantara semua guru, bu Leli, bu Tika, bu Rusma dan guru yang lain, mereka semua sadar akan keadaan meja di kelasku itu dan tau bagaimana cara duduk di kursi itu, hanya ada satu guru yang tak sadar akan hal itu yaitu bu Yani. Beliau selalu mengajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai moral-moral pancasila.

Awal Cerita Dewasa Guru Yang Cantik Jadi Bahan Coli


Bu Yani tak sadar, jika duduk ia selalu agak mengangkang dan setiap ada jam pelajaran bu Yani anak laki-laki selalu memaksa untuk duduk di depan agar bisa lebih jelas melihat paha bu Yani dan mengintip celana dalamnya yang berwarna putih.

Mereka diam-diam mengambil foto selakangan bu Yani dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu gelap. Saya pun termasuk salah seorang dari mereka yang selalu nafsu ketika lihat paha bu Yani.

Usia bu Yani 39 tahun, dari logat bicaranya sih, beliau sih kayaknya orang sunda. Kulitnya putih gitu, tapi udah agak keriput dan kemerahan. Ketika tak memakai make-up, malah membikin nafsu teman-teman saya. Karena kulitnya kelihatan mengkilat.

Kembali ke cerita saya, dengan menjadi kordinator pelajaran pendidikan Pancasila saya pun semakin sering bertemu dengan bu Yani. Dan saya selalu mencari cara agar saya bisa menarik perhatiannya.

Di sisi positifnya saya menjadi rajin membaca hal-hal soal moral dan pancasila. saya berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar mencari perhatian bu Yani.

Semua saya lakukan supaya bisa lebih dekat dengannya. Jika lagi berbicara dengan bu Yani, saya pandang dari dekat kulitnya yang putih sedikit berbintik kemerahan dan keriput disana sini. Pantas saja bu Yani selalu memakai bedak karena untuk menutupi kulitnya yang mengkilat dan berminyak.

Namun dengan wajah polos tanpa make up semakin membuat saya bernafsu, karena pikiran saya udah terkotori dengan pengalaman saya saat masih kelas satu.

Sebisa mungkin saya buat bu Yani untuk selalu berpikiran kalau saya itu murid yang sangat tertarik dengan apa yang diajarkannya. Walaupun sebenarnya tujuan saya adalah untuk lebih dekat dengan dirinya.

Suatu hari saya dengan sengaja bertanya pada bu Yani apakah saya boleh meminjam buku mengenai nasionalisme yang sering bu Yani ceritakan kepada saya. Bu Yani pun memperbolehkannya, “Boleh saja kalau mau ambil di rumah saya”.

Cerita Dewasa Guru Yang Cantik Jadi Bahan Coli Selanjutnya


Dan akhirnya berhasil juga trikku. Bu Yani pun memberikan alamat rumahnya yang berada di Perumnas dekat SMA 1 di kota saya.

Malamnya saya tak bisa tidur, karena memikirkan rencana setelah saya sampai ke rumah bu Yani. Semoga saja suaminya tak ada di rumah. Esoknya aku akan ke rumah bu Yani sepulang dari sekolah, dan yang lebih menyenangkan ketika saya dengar suami bu Yani yang bekerja sebagai PNS di departemen pendidikan daerah, pulang sekitar jam dua sampai jam empat.

Sepulang sekolah saya langsung menuju ke rumah bu Yani. Saat saya sedang menyetop angkot tak disangka ternyata bu Yani juga sedang menunggu angkot.

“Siang bu” sapa saya.

“kamu, Imuz, mau ke rumah ibu ya? ya sudah kita bareng aja sekalian”, kata bu Yani.

Saya sangat senang sekali, bisa pergi seangkot sama bu Yani. Saya duduk bersebelahan dengan bu Yani di kursi depan angkot samping supir. Pahaku bergesekan dengan pahan bu Yani yang mulus, penis saya pun langsung tegang. Lalu tasku saya gunakan untuk menutupi penis saya yang mengeras.

Diperjalanan bu Yani banyak cerita tentang keluarganya dan terkadang dia menanyakan tentang keluarga saya.

Saya menjawab dengan jawaban bohong, bahwa saya sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, karena saya hidup terpisah. Lalu saya bilang makanya saya senang kalau ngobrol sama bu Yani karena saya merasa bisa mendapatkan kenyamanan, bu Yani sudah kuanggap ibu sendiri.

Bu Yani pun jadi terharu dan memegang tanganku. Bu Yani senang mendengarnya lagian menurutnya saya adalah anak yang baik. Dalam benak saya, “saya memang anak yang baik, yang siap memuaskan ibu”. penisku saat itu sampai mengeluarkan cairan dan tembus sampai luar celana.

Guruku Yang Cantik Jadi Bahan Coliku Sehari-hari


20 menit kemudian, sampailah kami di rumah bu Yani. Dan ternyata benar suami bu Yani belum sampai rumah. Tak ada seorang pun di rumah beliau. Lalu saya dipersilahkan duduk di ruang tamu.

“Tunggu sebentar ya..ibu mau ganti baju dulu”. kata beliau

“Waow..Ganti baju??!” dalam benak saya

Ingin sekali saya mengintip beliau saat ganti baju. saya jadi deg-degan, mata saya terus mengikuti kemana arah bu Yani pergi.

Beberapa menit bu Yani keluar lagi tapi belum jadi ganti baju karena masih memakai baju gurunya sambil membawa buku. Ternyata hari itu belum saatnya untuk saya, tapi inilah awal dari pengalaman yang sebenarnya.

Sejak itu aku jadi sering main ke rumah bu Yani dan kenal dengan keluarganya. Untuk tambah menarik simpati bu Yani saya pun mengarang cerita lagi, saya berpura-pura menangis sedih karena frustasi ayah saya mau menikah lagi dan saya tidak menyetujuinya. Karena itu ayah saya jadi marah pada saya dan mengusir saya dari rumah.

Bu Yani pun jadi sangat bersimpati dan kasihan pada saya, waktu saya cerita itu di rumah bu Yani sedang tidak ada orang sama sekali kecuali saya dan bu Yani. Saat itu bu Yani hanya memakai daster dan tanpa make up duduk disamping saya sambil mengelus pundak saya.

Dengan sengaja saya menyentuh pinggiran payudara bu Yani. Akhirnya saya dapat mencium aroma harum tubuh bu Yani. lalu dia memeluk saya dan seketika itu saya langsung menyandarkan kepala saya di pundak bu Yani. dan lagi saya bisa menghirup aroma lehernya.

Lalu saya memberanikan diri untuk mencium lembut pipi bu Yani. sambil berkata “maaf bu saya melakukan semua ini karena saya merasa nyaman bila dekat dengan ibu”. Dan bu Yani menjawab tidak apa-apa Muz. Akupun semakin berani untuk mencium pipinya lagi, dan kali ini lebih dekat dengan bibirnya.

Bu Yani Jadi Bahan Coliku 


Bu Yani diam dan terus masih memelukku sambil mengelus punggung saya. Apakah bu Yani terasa bahwa batang penis saya yang sudah mengeras saya tempelkan di pahanya. Saya coba menggesekan pelan batang penis saya ke pahanya.

Bu Yani mungkin tahu. Tapi ia hanya diam saja. Saya elus pipinya, sambil saya dekatkan mulut saya ke mulutnya sambil berkata “Ibu…”, mulut bu Yani tak terbuka, beliau tetap terdiam.

Bersamaan dengan itu, saya gesek-gesekkan terus batang penis saya ke paha bu Yani. Kami berdua duduk di sofa. Bu Yani tahu saya sedang apa dan dia tetap diam saja, membiarkan saya beronani di paha dan bibirnya sebagai media masturbasi saya.

Terus dan terus saya gesekkan batang penis saya, bu Yani nampak memejamkan mata dan hanya tetap diam. OOoooh para pembaca, wajahnya saya ciumi dengan leluasa, nafasnya saya hirup, dan pahanya yang mulus dan lembut saya gesek-gesek dengan batang penis saya, gesek-gesek terus.. ooooohhhhh.... .terus.. Dan akhirnya ooooohhh.. Cepat sekali saya ejakulasi.

Saya pun lemas sambil memeluk ibu Yani yang posisinya hampir setengah tertidur di sofa akibat saya tekan terus. Bu Yani pelan-pelan berkata,

“Sudah Muz.....? eemmmmm?”, kata bu Yani pelan dan terdengar sayang sekali pada saya. Saya minta maaf sekali lagi dan bu Yani bilang ia mengerti.

Tentunya setelah kejadian itu hubungan saya dengan bu Yani tambah makin dekat, sampai saat ini..... Suaminya dan teman-teman saya tak mengetahui hubungan saya dengan bu Yayuk.

Walaupun saya belum sampai berhubungan intim denganya, namum bu Yani selalu mengerti dan bersedia menjadi obyek masturbasi saya, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Yani hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan saya menindihnya dan menggesek-gesekkan batang penis saya di pahanya sampai saya crot.

Baca Juga :

T A M A T

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon